Wednesday, June 25, 2014

Makalah Perkembangan Menulis Anak dan Menulis Kelas Rendah



Bab I
Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, atau tidak secara tatap muka dengan orang lain.[1][1]
Pembelajaran menulis di sekolah dasar diharapkan mampu membekali siswa dengan kemampuan menulis yang baik. Pelaksanaan pembelajaran menulis di sekolah dasar terutama di kelas rendah tidak dapat dipisahkan dari membaca permulaan, walaupun membaca dan menulis merupakan dua kemampuan yang berbeda. Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif. Kemampuan menulis tidak diperoleh secara alamiah, tetapi harus melalui latihan dan pembiasaan menulis.
Pembelajaran menulis di bagi menjadi dua tahap, yaitu menulis permulaan dan menulis lanjutan. Berbicara tentang pembelajaran menulis permulaan di SD, tidak terlepas dari perkembangan tulisan anak-anak sebelum mereka memasuki jenjang di kelas satu sekolah dasar. Anak yang belajar mencoret-coret di atas kertas dalam usia tiga setengah tahun bisa dikatakan sudah mulai belajar menulis. Hanya saja hasil tulisan yang telah ditulis itu belum bermakna, tetapi bagi anak dalam usia tersebut sudah bermakna.
Agar dapat mengetahui dan membantu perkembangan menulis anak kami akan membahas lebih lanjut tentang perkembangan menulis anak dan menulis dikelas rendah.
 
2.      Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah:
a.       Bagaimana perkembangan menulis anak?
b.      Bagaimana perkembangan menulis anak di kelas rendah?
3.      Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui perkembangan menulis anak dan menulis kelas rendah.
4.      Metode penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan daftar pustaka melalui berbagai media. Dari media cetak ataupun media elektronik.



Bab II
Pembahasan
Perkembangan Menulis Anak dan Menulis Kelas Rendah
Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang,membuat surat) dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993:968) menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan kedalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21).
A.    Perkembangan Menulis Anak
Tahap Perkembangan Menulis Anak [2][2]
1.      Coretan-Coretan Acak
Pada tahap awal, seorang anak memulai belajar menulis dengan membuat coretan, Coretan awal, coretan acak. Warna-warna coretan dapat dikelompokkan bersama dan menyatu atau terpisah dalam kelompok-kelompok setiap halaman. Coretan dapat satu warna atau beberapa warna.
2.      Coretan Terarah
Coretan terarah dimunculkan dalam bentuk garis lurus ke atas atau mendatar yang diulang-ulang; garis-garis, titik-titik, bentuk lonjong, atau lingkaran (huruf tiruan) mungkin terlihat tidak berhubungan dan menyebar secara acak di seluruh permukaan kertas.
3.      Garis dan Bentuk Khusus diulang-ulang (Menulis Garis Tiruan)
Diwujudkan melalui bentuk, tanda, dan garis-garis yang terarah. Dapat terlihat mengarah dari sisi kiri ke kanan halaman dengan huruf-huruf yang sebenarnya atau titik-titik sepanjang garis; dapat mengarah dari atas ke bawah halaman kertas.
4.      Latihan Huruf-Huruf Acak atau Nama
Huruf-huruf muncul berulang-ulang diwujudkan dari namanya; beberapa dapat diakui dan yang lainnya sebagai simbol; dapat mengambang di atas kertas, digambarkan di dalam garis, ditulis dalam gambar sederhana yang sudah dikenalnya misalnya rumah, saling berhimpit di atas yang lainnya secara berulang-ulang. Huruf-huruf nama mungkin saling tertukar , atau ditulis di atas dan dibawah.  Latihan nama dapat menggunakan huruf besar atau yang lainnya kecil.
5.      Menulis Nama
Nama panggilan dan tulisan yang muncul berulang-ulang dalam berbagai  warna alat-alat tulis (spidol,ayon, pensil); nama dapat ditulis di atas kertas dengan gambar di bawah; rangkaian angka-angka dan abjad dapat dimasukkan.
6.      Mencontoh Kata-Kata di Lingkungan
Menulis kata-kata dari lingkungan secara acak dan diulang-ulang dalam berbagai ukuran, orientasi dan warna; termasuk nama anggota keluarga lainnya.
7.      Menemukan Ejaan
Usaha pertama untuk memeriksa dan mengeja kata-kata dengan menggabungkan huruf yang bermacam-macam untuk mewujudkan sebuah kata.
8.      Ejaan Umum
Usaha-usaha mandiri untuk memisahkan huruf dan mencatatnya dengan benar menjadi kata lengkap.
Itulah tahap-tahap perkembangan menulis pada anak menurut titik firman dalam websitenya. Namun Selain mengetahui kesiapan anak untuk belajar menulis, perlu memerhatikan juga tahapan perkembangan kemampuan menulis pada anak. Dengan begitu, orangtua dan guru dapat memberikan stimulus yang tepat, sesuai dengan kemampuan anak. Cara menstimulasinya adalah dengan menggunakan variasi metode dan media yang menarik agar anak senang berlatih menulis.

B.     Menulis Kelas Rendah
Pelajaran menulis awal harus dikuasai pembelajar sekolah dasar terutama pada awal pelajaran mereka (kelas 1). Karena itulah kedudukan pelajaran menulis awal sangatlah penting di sekolah dasar. Penguasaan materi dari pelajaran menulis awal menjadi salah satu faktor penting keberhasilan penguasaan pelajaran lainnya. Sebaliknya kegagalan pelajaran menulis awal akan berakibat pada kegagalan penguasaan pelajaran lainnya karena dalam setiap pelajaran menuntut kemampuan menulis.
Telah diketahui secara umum bahwa pelajaran menulis akan sangat berkaitan dengan membaca. Bila seorang siswa menguasai keterampilan membaca, ia tentu akan cenderung (mudah) menguasai keterampilan menulis. Sebaliknya, bila seorang siswa tidak menguasai keterampilan membaca, ia tentu akan merasa kesulitan menguasai keterampilan menulis.
Pelajaran menulis awal dapat diintegrasikan dengan membaca awal. Pengenalan huruf-huruf dapat dimulai dengan membaca atau mengenal huruf-huruf. Pelajaran menulis awal menjadi dasar yang sangat penting bagi pelajaran menulis lanjut.
Urutan pelajaran menulis awal pada kelas rendah dilakukan sebagai berikut.
1.      Pengenalan huruf dengan lagu ABC
Biasanya para pengajar mempermudah pelajaran membaca dan menulis, dengan lagu ABC yang lazim dikenal dalam pembelajaran membaca dan menulis.
Pengenalan huruf (alfabet) dengan lagu sangat banyak membantu apalagi bagi siswa yang sama sekali belum mengenal huruf. Dengan demikian pembelajar yang belum pernah diajari huruf oleh orang tuanya atau belum pernah diajari huruf ketika di taman kanak-kanak dapat dikenalkan dengan huruf melalui lagu ABC.
2.      Memegang pensil
Setelah mengenal huruf melalui lagu, selanjutnya siswa akan belajar cara memegang pensil. Hal ini harus diperhatikan karena tidak semua siswa, khususnya di kelas rendah, mengetahui atau terbiasa memegang pensil. Memegang pensil pun perlu terbiasa. Dengan demikian, siswa yang oleh orang tuanya tidak diajari memegang pensil dan menulis akan mempunyai kesempatan untuk belajar memegang pensil. Memegang pensil harus dengan erat tetapi lentur. Bila siswa tidak terbiasa, goresan pensilnya akan bergerigi dan tidak mantap. Seorang pengajar perlu memeriksa bila ada pembelajar yang memegang pensil secara keliru. Pengajar mesti memperbaiki bila ada pembelajar yang keliru memegang pensilnya.
Memegang pensil secara keliru, bila terbiasa dan terbawa hingga dewasa, akan menyebabkan tangan mudah pegal ketika menulis. Menulis awal merupakan keterampilan motorik yang mesti dilatih dan dibiasakan.
3.      Menggoreskan pensil (miring, tegak, datar, lingkar)
Menggoreskan pensil merupakan latihan awal yang mesti dikuasai siswa. Di kelas rendah, menggoreskan pensil ini mesti dilakukan semua siswa. siswa menggoreskan pensilnya secara miring (diagonal), tegak (vertikal), datar (horizontal), lingkaran (circle, oval). Karna penggoresan pensil ini akan mempengaruhi tulisan siswa.
4.      Urutan pengenalan huruf: c, d, g, j, y
Huruf-huruf yang diperkenalkan kepada pembelajar tidaklah sekaligus 26 huruf dalam satu pertemuan. Pelajaran pengenalan huruf boleh jadi hanya lima atau enam huruf satu pertemuan. Bahkan selanjutnya hanya diperkenalkan dua atau tiga huruf dalam satu pertemuan.
5.      Kreasi kata / kalimat awal
Sebagaimana diungkap di atas, pelajaran menulis awal akan berkaitan dengan membaca awal. Dengan demikian, sebelum siswa menulis, siswa terlebih dahulu diajari untuk mengenal huruf-huruf yang akan dibacanya. Dengan demikian, pertama-tama siswa tidak diajari membaca suku kata atau kata dahulu, melainkan membaca atau mengenal huruf.
Untuk dapat membaca huruf, siswa terlebih dahulu diperkenalkan pada huruf-huruf. Hal ini penting dilakukan karena tidak semua pembelajar di kelas rendah mengenal huruf. Tidak semua pembelajar pernah belajar di taman kanak-kanak (TK) atau playgroup. Tidak semua pembelajar pernah diajari orang tuanya mengenal huruf (membaca dan menulis) sebelum pembelajar itu masuk sekolah dasar.
Belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut:
1). Menulis huruf
2). Merangkaikan huruf menjadi suku kata
3). Merangkaikan suku kata menjadi kata
4). Menyusun kata menjadi kalimat


















Bab III
Penutup

A.    Kesimpulan

Menulis adalah merupakan sebuah alat komunikasi tanpa harus bertatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan sebuah keterampilan yang amat penting bagi semua orang khususnya bagi pelajar di kelas rendah yang akan memulai belajar menulis. Karna dengan menulis juga melatih kemampuan membaca seorang siswa.
Perkembangan menulis siswa yang pertama dengan mengenalkan huruf-huruf pada mereka, kemudian merangkainya menjadi suku kata, setelah dapat menuliskan huruf-huruf menjadi suku kata seorang siswa dapat menuliskan suku kata menjadi kata, selanjutnya sebuah kata disusun menjadi sebuah kalimat.



http://titikfirman.blogspot.com/p/tahap-perkembangan-anak.html
http://rahma-aufa.blogspot.com/2013/01/perkembangan-menulis-anak-dan-menulis.html
http://artikelgakbasi.blogspot.com/2011/10/tahapan-perkembangan-menulis.html




No comments:

Post a Comment