Bab I
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, atau
tidak secara tatap muka dengan orang lain.[1][1]
Pembelajaran menulis di sekolah dasar diharapkan mampu
membekali siswa dengan kemampuan menulis yang baik. Pelaksanaan pembelajaran
menulis di sekolah dasar terutama di kelas rendah tidak dapat dipisahkan dari
membaca permulaan, walaupun membaca dan menulis merupakan dua kemampuan yang
berbeda. Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif.
Kemampuan menulis tidak diperoleh secara alamiah, tetapi harus melalui latihan
dan pembiasaan menulis.
Pembelajaran menulis di bagi menjadi dua tahap, yaitu menulis permulaan
dan menulis lanjutan. Berbicara tentang pembelajaran menulis permulaan di SD,
tidak terlepas dari perkembangan tulisan anak-anak sebelum mereka memasuki
jenjang di kelas satu sekolah dasar. Anak yang belajar mencoret-coret di atas kertas
dalam usia tiga setengah tahun bisa dikatakan sudah mulai belajar menulis.
Hanya saja hasil tulisan yang telah ditulis itu belum bermakna, tetapi bagi
anak dalam usia tersebut sudah bermakna.
Agar dapat mengetahui dan membantu perkembangan menulis anak kami akan membahas lebih lanjut tentang perkembangan menulis anak dan
menulis dikelas rendah.
2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka
rumusan masalahnya adalah:
a.
Bagaimana perkembangan menulis anak?
b.
Bagaimana perkembangan menulis anak di kelas rendah?
3.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk
mengetahui perkembangan menulis anak dan menulis kelas rendah.
4.
Metode penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan
daftar pustaka melalui berbagai media. Dari media cetak ataupun media
elektronik.
Bab II
Pembahasan
Perkembangan Menulis Anak dan
Menulis Kelas Rendah
Menulis adalah melahirkan pikiran
atau gagasan (seperti mengarang,membuat surat) dengan tulisan (Kamus Besar
Bahasa Indonesia,1993:968) menurut pengertian ini menulis merupakan hasil,
yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan kedalam tulisan. Menulis atau mengarang
adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan
penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21).
A.
Perkembangan Menulis Anak
Tahap Perkembangan Menulis Anak [2][2]
1.
Coretan-Coretan Acak
Pada tahap awal, seorang anak
memulai belajar menulis dengan membuat coretan, Coretan awal, coretan acak.
Warna-warna coretan dapat dikelompokkan bersama dan menyatu atau terpisah dalam
kelompok-kelompok setiap halaman. Coretan dapat satu warna atau beberapa warna.
2.
Coretan Terarah
Coretan terarah dimunculkan dalam bentuk garis
lurus ke atas atau mendatar yang diulang-ulang; garis-garis, titik-titik,
bentuk lonjong, atau lingkaran (huruf tiruan) mungkin terlihat tidak
berhubungan dan menyebar secara acak di seluruh permukaan kertas.
3.
Garis dan Bentuk Khusus diulang-ulang (Menulis Garis
Tiruan)
Diwujudkan melalui bentuk, tanda, dan garis-garis yang terarah. Dapat
terlihat mengarah dari sisi kiri ke kanan halaman dengan huruf-huruf yang
sebenarnya atau titik-titik sepanjang garis; dapat mengarah dari atas ke bawah
halaman kertas.
4.
Latihan Huruf-Huruf Acak atau Nama
Huruf-huruf
muncul berulang-ulang diwujudkan dari namanya; beberapa dapat diakui dan yang
lainnya sebagai simbol; dapat mengambang di atas kertas, digambarkan di dalam
garis, ditulis dalam gambar sederhana yang sudah dikenalnya misalnya rumah,
saling berhimpit di atas yang lainnya secara berulang-ulang. Huruf-huruf nama
mungkin saling tertukar , atau ditulis di atas dan dibawah. Latihan nama
dapat menggunakan huruf besar atau yang lainnya kecil.
5.
Menulis Nama
Nama panggilan dan tulisan yang muncul berulang-ulang
dalam berbagai warna alat-alat tulis (spidol,ayon, pensil); nama dapat
ditulis di atas kertas dengan gambar di bawah; rangkaian angka-angka dan abjad
dapat dimasukkan.
6. Mencontoh Kata-Kata di
Lingkungan
Menulis kata-kata dari lingkungan
secara acak dan diulang-ulang dalam berbagai ukuran, orientasi dan warna;
termasuk nama anggota keluarga lainnya.
7.
Menemukan
Ejaan
Usaha pertama untuk memeriksa dan mengeja
kata-kata dengan menggabungkan huruf yang bermacam-macam untuk mewujudkan sebuah
kata.
8.
Ejaan Umum
Usaha-usaha mandiri untuk memisahkan huruf dan mencatatnya dengan benar
menjadi kata lengkap.
Itulah tahap-tahap perkembangan menulis pada anak
menurut titik firman dalam websitenya. Namun Selain
mengetahui kesiapan anak untuk belajar menulis, perlu memerhatikan juga tahapan
perkembangan kemampuan menulis pada anak. Dengan begitu, orangtua dan guru
dapat memberikan stimulus yang tepat, sesuai dengan kemampuan anak. Cara
menstimulasinya adalah dengan menggunakan variasi metode dan media yang menarik
agar anak senang berlatih menulis.
B.
Menulis Kelas Rendah
Pelajaran menulis awal harus dikuasai pembelajar
sekolah dasar terutama pada awal pelajaran mereka (kelas 1). Karena itulah
kedudukan pelajaran menulis awal sangatlah penting di sekolah dasar. Penguasaan
materi dari pelajaran menulis awal menjadi salah satu faktor penting
keberhasilan penguasaan pelajaran lainnya. Sebaliknya kegagalan pelajaran
menulis awal akan berakibat pada kegagalan penguasaan pelajaran lainnya karena
dalam setiap pelajaran menuntut kemampuan menulis.
Telah diketahui secara umum bahwa pelajaran menulis
akan sangat berkaitan dengan membaca. Bila seorang siswa menguasai keterampilan
membaca, ia tentu akan cenderung (mudah) menguasai keterampilan menulis.
Sebaliknya, bila seorang siswa tidak menguasai keterampilan membaca, ia tentu
akan merasa kesulitan menguasai keterampilan menulis.
Pelajaran menulis awal dapat diintegrasikan dengan
membaca awal. Pengenalan huruf-huruf dapat dimulai dengan membaca atau mengenal
huruf-huruf. Pelajaran menulis awal menjadi dasar yang sangat penting bagi
pelajaran menulis lanjut.
Urutan pelajaran menulis awal pada kelas rendah
dilakukan sebagai berikut.
1.
Pengenalan
huruf dengan lagu ABC
Biasanya
para pengajar mempermudah pelajaran membaca dan menulis, dengan lagu ABC yang
lazim dikenal dalam pembelajaran membaca dan menulis.
Pengenalan huruf (alfabet) dengan lagu sangat banyak membantu apalagi bagi siswa yang sama sekali belum mengenal huruf. Dengan demikian pembelajar yang belum pernah diajari huruf oleh orang tuanya atau belum pernah diajari huruf ketika di taman kanak-kanak dapat dikenalkan dengan huruf melalui lagu ABC.
Pengenalan huruf (alfabet) dengan lagu sangat banyak membantu apalagi bagi siswa yang sama sekali belum mengenal huruf. Dengan demikian pembelajar yang belum pernah diajari huruf oleh orang tuanya atau belum pernah diajari huruf ketika di taman kanak-kanak dapat dikenalkan dengan huruf melalui lagu ABC.
2.
Memegang
pensil
Setelah mengenal huruf melalui lagu, selanjutnya siswa
akan belajar cara memegang pensil. Hal ini harus diperhatikan karena tidak
semua siswa, khususnya di kelas rendah, mengetahui atau terbiasa memegang
pensil. Memegang pensil pun perlu terbiasa. Dengan demikian, siswa yang oleh
orang tuanya tidak diajari memegang pensil dan menulis akan mempunyai
kesempatan untuk belajar memegang pensil. Memegang pensil harus dengan erat
tetapi lentur. Bila siswa tidak terbiasa, goresan pensilnya akan bergerigi dan
tidak mantap. Seorang pengajar perlu memeriksa bila ada pembelajar yang
memegang pensil secara keliru. Pengajar mesti memperbaiki bila ada pembelajar
yang keliru memegang pensilnya.
Memegang
pensil secara keliru, bila terbiasa dan terbawa hingga dewasa, akan menyebabkan
tangan mudah pegal ketika menulis. Menulis awal merupakan keterampilan
motorik yang mesti dilatih dan dibiasakan.
3.
Menggoreskan
pensil (miring, tegak, datar, lingkar)
Menggoreskan
pensil merupakan latihan awal yang mesti dikuasai siswa. Di kelas rendah,
menggoreskan pensil ini mesti dilakukan semua siswa. siswa menggoreskan
pensilnya secara miring (diagonal), tegak (vertikal), datar (horizontal),
lingkaran (circle, oval). Karna penggoresan pensil ini akan mempengaruhi
tulisan siswa.
4.
Urutan
pengenalan huruf: c, d, g, j, y
Huruf-huruf yang diperkenalkan kepada pembelajar tidaklah sekaligus 26
huruf dalam satu pertemuan. Pelajaran pengenalan huruf boleh jadi hanya lima
atau enam huruf satu pertemuan. Bahkan selanjutnya hanya diperkenalkan dua atau
tiga huruf dalam satu pertemuan.
5.
Kreasi kata
/ kalimat awal
Sebagaimana diungkap di atas,
pelajaran menulis awal akan berkaitan dengan membaca awal. Dengan demikian,
sebelum siswa menulis, siswa terlebih dahulu diajari untuk mengenal huruf-huruf
yang akan dibacanya. Dengan demikian, pertama-tama siswa tidak diajari membaca
suku kata atau kata dahulu, melainkan membaca atau mengenal huruf.
Untuk dapat membaca huruf, siswa
terlebih dahulu diperkenalkan pada huruf-huruf. Hal ini penting dilakukan
karena tidak semua pembelajar di kelas rendah mengenal huruf. Tidak semua
pembelajar pernah belajar di taman kanak-kanak (TK) atau playgroup.
Tidak semua pembelajar pernah diajari orang tuanya mengenal huruf (membaca dan
menulis) sebelum pembelajar itu masuk sekolah dasar.
Belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf
yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari
pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan pengajaran menulis di mulai dari
huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut:
1). Menulis huruf
2). Merangkaikan huruf menjadi suku kata
3). Merangkaikan suku kata menjadi kata
4). Menyusun kata menjadi kalimat
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Menulis adalah merupakan sebuah alat komunikasi tanpa
harus bertatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan sebuah keterampilan yang amat
penting bagi semua orang khususnya bagi pelajar di kelas rendah yang akan
memulai belajar menulis. Karna dengan menulis juga melatih kemampuan membaca
seorang siswa.
Perkembangan menulis siswa yang pertama dengan mengenalkan
huruf-huruf pada mereka, kemudian merangkainya menjadi suku kata, setelah dapat
menuliskan huruf-huruf menjadi suku kata seorang siswa dapat menuliskan suku
kata menjadi kata, selanjutnya sebuah kata disusun menjadi sebuah kalimat.
http://titikfirman.blogspot.com/p/tahap-perkembangan-anak.html
http://rahma-aufa.blogspot.com/2013/01/perkembangan-menulis-anak-dan-menulis.html
http://artikelgakbasi.blogspot.com/2011/10/tahapan-perkembangan-menulis.html
No comments:
Post a Comment