BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan
Multikultural di berbagai negara memiliki karakteristik yang berbeda-beda
sesuai dengan sejarah, unsur-unsur kebudayaan yang dimiliki dan visi dalam
memandang tentang multikultural. Sekarang kita akan mencoba mengenali
karakteristik Pendidikan Multikultural di berbagai negara. Mengapa? Karena tiap
negara memiliki kekhasan dalam memahami fenomena multikultural. Dengan
mengenali fenomena kekhasan multikultural itu, nantinya bisa kita gunakan untuk
menelaah fenomena yang terjadi di tanah air.
Sejak
Perang Dunia II, beberapa kelompok imigran telah tinggal di Inggris dan di
negara Eropa daratan seperti Perancis, Belanda, Jerman, Swedia dan Swiss. Beberapa
imigran ini seperti orang Asia dan India Barat dan Afrika Utara dan Indocina di
Perancis telah berdatangan dari daerah koloni sebelumnya. Beberapa imigran
Eropa Selatan dan Timur telah tinggal di negara-negara Eropa Barat dan Utara
dalam usaha menaikkan taraf hidup, menghindari perang, persoalan poitik atau
sebab yang lain. Kelompok seperti orang Italia, Yunani dan Turki telah
berimigrasi ke negara di Eropa Utara dan Barat dalam jumlah besar. Populasi
etnis dan imigran telah meningkat secara signifikan di Australia dan Kanada
sejak Perang Dunia II.
Sebagian
besar kelompok imigran dan etnis di Eropa, Australia dan Kanada menghadapi
masalah yang sama dengan yang dialami oleh kelompok etnis di AS. Kelompok
seperti orang Jamaika di Inggris, orang Algeria di Perancis dan suku Aborigin
di Australia. Itulah karakteristik Pendidikan Multikultural di berbagai negara
untuk menunjukkan bahwa persoalan multikultural di setiap negara itu ada yang
bersiat unik dan perlu penanganan yang unik pula, di samping hal-hal umum yang
berlaku pada semua negara.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Pendidikan Multikultural di
berbagai negara?
2.
Apa yang menjadi karakteristik Indonesia
sebagai masyarakat multikultur?
3.
Bagaimana wawasan multikultural di
lokal, nasional maupun universal?
C. Tujuan
1.
Mengetahui Pendidikan Multikultural di
berbagai negara
2.
Memahami bahwa Indonesia memiliki banyak
karakteristik sebagai masyarakat multikultur
3.
Dapat membedakan wawasan multikulturan
di lokal, nasional maupun universal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik
Pendidikan multicultural di berbagai Negara
1.
Pendidikan Multicultural di Amerika Serikat
Pendidikan
di AS mulanya dibatasi pada imigran berkulit putih, sejak didirikan sekolah
rendah pertama tahun 1633 oleh imigran Belanda dan berdirinya Universitas
Harvard di Cambrige, Boston tahun 1636. Tahun 1934 dikeluarkannya undang-undang
Indian Reservation Act di daerah reservasi suk Indian.
Suatu
kelompok etnis atau etnisitas adalah populasi manusia yang anggotanya saling
mengidentifikasi satu dengan yang lain, biasanya berdasarkan keturunan (Smith,
1987).
a.
White Anglo Saxon Protestan (WASP)
Pendidikan
di AS didominasi oleh budaya WASP artinya dikhususkan untuk kelompok kulit
putih (Whith) yang kebanyakan berasal dari inggris,dan beragama protestan. WASp
adalah tradisi tentang siapa yang harus jadi penguasa di Amerika Serikat.
Tradisi ini dikenalkan dan dipertahankan oleh orang inggris yang merasa
superior karena merekalah yang membangun AS dengan pengetahuan dan keterampilan
mereka.
b.
Orang Amerika Keturunan Penduduk Asli Amerika
(Native Americans)
Native
America adalah penduduk asli Amerika yang kini populasinya diperkirakan
setengah juta orang. Bangsa ini disebut penduduk asli karena telah ada dibenua
Amerika sebelum terjadi gelombang dari kelompok etnis daro Eropah, Afrika
maupun Asia selama lima ratus tahun. Sejarah mencatatbahwa seluruh migrant
tidak memperlakukan mereka dengan adil secara fisik. Tahun 1924 terjadi hubungan
antara whith dan black America dengan Native Americans.
c.
Orang Amerika keturuna Afrika (Africa
Americans)
Orang
Afrika Amerika merupakan kelompok etnis dari benua Afrika yang pertama yang
dijadikan budak oleh orang Spanyol dalam eksplorasi dunia baru, Amerika sejak
1619 samapai dengan abad 18. Kedatangan orang kulit hitam ini jumlahnya semakin
membesar hal ini mendorong pemerintah untuk mengakui kehadiran mereka sebagai
budak di dalam The Thirteentfi Amandiment to the Contitution, yang mengatur
perbudakan secara hukum di tahun 1865.
d.
Orang Amerika keturunan Asia
Yang
termasuk kelompok ini adalah sekitar 4 persen dari penduduk Amerika Serikat
dengan mayoritas berasal dari cina dan Jepang. Disamping imigran dari filifina,
korea, disusul orang Vietnam yang msuk ke AS beberapa tahun terakhir ini. Tiga
kelompok terakhir ini sebagai Recent Asian Immigrants. Orang Amerika (Chinese
Americans) merupakan bagian dari Asian Americans yang tercatat memasuki amerika
ketika terjadi depresi ekonomi dunia tahun 1860-an.
e.
Orang Amerika berkebudayaan Spanyol (Hispanic
Americans)
Secara
etimologi Hispanis/Hispano berasal dari bahasa latin hispanus, yang merupakan
kata sifat dari Hispanila, nama yang dibrikan oleh orang rowawi selama periode
republic Rowawi pada seluruh Iberian Peninsula. Untuk jaman modern Iberian
peninsula mencangkup Spanyol dan Portugal, orang-orang dan budayanya, sedangkan
Portugal dan orang-orangnya (meliputi Brazil dan orang Brazil yang berbahasa
portugis) secara umum disebut Luso/Lusitania. Dalam bahasa Spanyol kata
“Hispano” juga digunakan sebagai elemen pertama yang menunjuk padainggris dan bahasa inggris. Jadi Spanyol dan Amerika
adalah Hispano-amerika.
f.
White Ethnic Americans
White
Ethnic Americans merupakan kelompok orang amerika berkulit putih yang mneytaan
dirinya “tidak terikat” dengan WASP. Jadi mereka digolongkan dalam kelompok
etnik nin-WASP. Mereka yang termasuk golongan ini adalah orang jerman,
iriandia, italia dan polandia. Memang pernah terjadi di AS untuk membatasi
kuota imigran yang berasal dari empat Negara ini antara 1921 dan 1968 namun
tidak berhasil.
2.
Pendidikan Multikultural di Inggris
Pendidikan
multicultural di inggris terkait dengan perkembangan revolusi industry pada
tahun 1650-an. Pada awalnya inggris terkanal sebagai masyarakat yang monokultur
dan baru sesudah PD II menjadi multicultural ketika kedatangan tenaga kerja
untuk membangun perbaikan taraf kehidupan kelompok kulit putih berwarna ini,
ternyata didalam
”Sekalipun
demikian kaum wanita tidak diizinkan memberikan suara, dan sebagian besar
mempunyai akses terbatas pada pendidikan”.
Pada
tahun 1968 didirikannya Select Community on Rase Relation and Immgration
(SCRRI) yang bertugas meninjau kebijakan imigran. Kesempatan ini digunakan oleh
kaum imigran terutama dari Hindia Barat dan Asia untuk mengetengahkan
permasalahannya. Pada tahun 1973 laporan SCRRI berkontribusi terhadap pendidikan
kelompok imigran :
Ø Bahasa
inggris sebagai bahasa kedua
Ø Pengantian
istilah imigran dengan asyarkat multirasia (multiracial socicty)
Ø Menuntut
pendidikan yang lebih baik
Ø Meminta
untuk memenuhi tuntutan nationsl union of Teachers (NUT) akan adanya pendidikan
yang dibutuhkan masyarakat multi rasial.
Ø Merumuskan
bahwa pengertian seperti imigran asimilasi, pluralism dapat digunakan untuk
menggambarkan hal yang sama. (tilaar, 2004)
3.
Pendidikan Multicultural di Kanada
Di
Kanada ada konsep dan kebijakan multicultural yang harus memajukan bangsa
dengan membandingkan dengan Negara lain. Negara ini berusaha keras untuk tidak
terlalu menggantungkan ekonominya pada AS dan mencoba mempersatukan
multiculturalnya demi kemajuan bangsa.
Sejarah
pertumbuhan penduduk Kanada dapat didefinisikan atas empat kelompok:
a.
Etnis asli ada 50 jenis dengan berbagai bahasa
yang hidup secara nomaden sebagai pemburu dan petani.
b.
Abad 16 sampai 1760 masuk etnis Perancis
sebagai penjajah dan pedangang karena pedagang bulu binatang. Pencampuran etnis
Perancis dengan penduduk asli Indian melahirkan penduduk Metis.
c.
Kedatangan Inggis setelah Treaty of Paris
(1763) yang ditambahkan etnis Perancis yang terlibat perang Kemerdekaan Amerika
1776.
d.
Imigran dari Eropah (terutama Belanda Ukrains
dan Jerman) dan Asia (Jepang, India, Cina) dilator belakangi kebutujan
pekerjaan di propinsi tengah dan barat.
Pada
tahun 1972 didirikan Direktorat Multikultural didalam lingkungan Departemen
Luar Negeri untuk memajukan cita-cita multicultural integrasi social, dan
hubungan positif antae ras. Upaya tersebut melahirkan Canaddian
Multiculturalism act (1988) yang isinya antara lain :
Ø Alokasi
dana untuk memajukan hubungan aharmonis antar ras.
Ø Memperluas
saling pengertian kebudayaan yang berbeda
Ø Kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi
Ø
Pengembangan kebijakan multicultural di semua
kantor pemerintah federal.
4.
Pendidikan Multikultural di Australia
Australia
tidak dapat menahan masuknya orang asing sehingga dia tidak dapat menutup
ekonomianya bagi bangsa-bangsa Asia dan Pasifik, karena imigran dari kedua
benua itu masuk dengan jumlah dan waktu yang sangat cepat. Akibatnya Australia
mengunah kebijakannya dari White Australia Polley in multicultural policy.
Dampak dari perubahan itu membuat orang Aborigin meningkatkan kepercayaan
dirinya.
Aborigin
penduduk asli Australia berasal dari benua Asia. Menyunsul imigran dari Eropah
yang sebagian merupakan orang hukuman dibawa oleh kapten Arthur Phillip. Pada
mulanya imigran pertama yang memasuki Australia berasal dari para pidana serta
pembangkang politik Irlandia, kemudian kedatangan orang jerman yang terusir
dari negerinya karena maslah agama. Menyusul orang Indian dan cina sebagai
pekerja keras. Ketika ditemukan emas di new South Wales dan Victoria mulai
berdatangan para pekerja dari berbagai bangsa.
5.
Pendidikan Multikultural di beberapa Negara di
Asia
Bagaiman
di cina ? Cina menerapkan kebijakan khusus untuk melindungi kaum minoritas.
Cina menempuh kebijakan itu karena tidak bisa mengelak dari praktek
multicultural di negeri ini.
Lalu
bagaimana dengan Malaysia ? Malaysia merupakan tipikal bangsa dengan multuetnik
di Asia. Malaysia telah mengadopsi kebijakan asimilasi melalui kebijakan
“Bumiputera policy”. Jadi ada pembagian fasilitas kepada kaum bumi putera.
Tetapi sejak perkembangan ekonomi internasional berubah makin cepat, lahir
kecenderungan baru ke arah pluralisme budaya (cultural pluralization).
B. Karakteristik
Indonesia sebagai Masyarakat Multikultur
1. Karakteristik
Indonesia
Indonesia
memiliki karakteristik yang perlu dipertimbangkan dalam segenap segi kehidupan,
termasuk dalam bidang pendidikan. Karakteristik itu bisa dalam bentuk :
1. Jumlah
penduduk yang besar dengan keterampilan yang rendah
2. Wilayah
yang luas
3. Posisi
silang
4. Kekayaan
alam dan daerah tropis
5. Jumlah
pulau yang banyak
6. Persebaran
pulau
7. Kualitas
hidup yang tidak seimbang
8. Perbedaan
dan kekayaan etnis
Berikut
ini akan disajikan beberapa etnis yang ada di Indonesia yang mana memberi tau
akan adanya berbagai karakteristik masyarakat multikultural Indonesia.
2. Etnis
Sebagai Identitas Sosial Budaya
a. Konsep
Budaya Cina
Budaya Cina berkaitan erat dengan
pandangan hidup orang Cina yang mengutamakan:
-
Niliai kemakmuran dan kelimpahan harta
-
Kedamaian dan ketentraman
-
Kesehatan
-
Umur panjang
Budaya
Cina tidak lepas dari kepercayaan orang Cina tentang Feng Shui sebagai seni
hidup dalam keharmonisan dengan alam sehingga seseorang mendapatkan paling
banyak keuntungan, ketenangan dan kemakmuran dari keseimbangan yang sempurna
dengan alam. Diyakini Feng Shui menjanjikan kehidupan yang berlimpah bagi
mereka yang mengikuti prinsip dan aturannya ketika membangun rumah, merancang
kota, tempat kerja dan mengubur orang yang meninggal.
Konsep
Feng Shui adalah kebijakan kuno yang menyarankan adanya keseimbangan dan
keselarasan dengan alam, seperti gunung dan sungai dengan angin dan airnya.
Secara harfiah, Feng Shui berarti angin dan air. Ide dasarnya adalah penempatan
posisi yang baik (rumah, tempat usaha dan tempat tidur bahkan kuburan) akan
memberi pengaruh yang menguntungkan bagi kesehatan, kekayaan dan kebahagiaan.
Secara filosofis, Feng Shui adalah angin yang tidak dapat kamu mengerti dan air
yang tidak dapat kamu genggam. Unsur angin dan air secara bersama-sama
merupakan kekuatan unsur alam yang mengalir dan mempengaruhi permukaan bumi.
Feng Shui mengakui bahwa permukaan tanah diliputi oleh angin dan air. Feng Shui
menekankan bahwa manusia perlu hidup dalam keselarasan dengan air dan angin di
tanah, jika kita mengiginkan unsur ini menciptakan aliran energi positif yang
menyebabkan kita mendapat keuntungan.
Ada
beberapa konsep yang perlu dipahami dalam budaya Cina, yaitu:
1)
Chi (na.pas kosmis)
Chi
adalah energi, daya hidup yang membantu keberadaan manusia. Chi tercipta di
alam oleh air yang mengalir dengan lembut atau oleh bentuk gunung dan oleh
bentuk simetri dari sekelilingnya. Chi kosmis dapat diciptakan dan dikumpulkan
sehingga diyakini bisa memberi pengaruh baik pada nasib seseorang. Chi kosmis
adalah sumber ketenangan dan kemakmuran, kekayaan yang berlimpah, kehormatan
dan kesehatan yang baik.
Chi
tidak boleh berhamburan atau tertiup. Jika hal itu terjadi tak akan baik
nasibnya. Chi terbawa angin dan menyebar sehingga tempat yang berangin dianggap
tidak menguntungkan. Sebaliknya Chi yang ada ditempat yang dikelilingi air
tidak akan berhamburan sehingga tetap berkumpul dan dianggap sebagai lokasi
yang menguntungkan. Jenis air harus diperhitungkan. Aliran air yang deras atau
yang lurus dapat menghanyutkan Chi sehingga perlu dihindari. Inti keyakinannya
adalah menjebak energi Chi yang mengalir melewati suatu tempat dan
mengumpulkannya tanpa membiarkan energi itu berhenti. Teorinya adalah mencari
lokasi yang tidak terletak di bukit atau daerah vertikal lurus. Lokasi yang
ideal adalah yang terlindungi dari angin yang keras dan ada aliran air dan
sungai yang berkelok dan lambat.
a)
Lima
unsur : logam, air, kayu, api dan tanah
Dalam
budaya Cina, ada lima unsur utama yaitu: logam, air, kayu, api dan tanah. Semua
perhitungan Cina, termasuk waktu, tahun dan tanggal kelahiran dikelompokkan ke
dalam salah satu unsur ini. Kelima unsur ini juga diasosiasikan dengan warna,
musim, arah mata angin dan planet.
-
API berwarna merah, musim panas dan arah
selatan
-
AIR berwarna hitam, musim dingin dan
arah utara
-
KAYU berwarna hijau dan arah timur
-
LOGAM berwarna putih atau keemasan dan
arah barat
-
TANAH berwarna kuning dan arah pusat
SIKLUS
POSITIF : Api menghasilkan tanah, tanah menghasilkan logam, logam menghasilkan
air, air menghasilkan kayu dan kayu menghasilkan api.
SIKLUS
MERUSAK : Kayu menghancurkan tanah, tanah menghancurkan air, air menghancurkan
api, api menghancurkan logam dan logam menghancurkan kayu.
Dengan
memahami kedua unsur ini, pemakai memasukkan unsur itu agar tercipta
keseimbangan dan produktivitas dengan lingkungannya ketika sedang mengatur
lokasi rumah dan usahanya. Tidaklah menguntungkan orang yang dilahirkan pada
tahun API mempunyai rumah yang mengandung banyak AIR (atau benda yang berwarna
hitam, kolam, air terjun buatan) karena AIR menghancurkan API. Sebaliknya,
banyak tanaman atau berwarna hijau (KAYU) dan rumah yang terbuat dari kayu akan
sangat menguntungkan karena kayu menghasilkan api. Lebih menguntungkan lagi
bila orang itu tidur di ruangan yang terletak di bagian selatan rumah.
b)
I-Ching
I
Ching adalah naskah kuno yang menjadi dasar peradaban, yang menekankan hubungan
antara nasib manusia dan alam, memberikan pandangan mengenai Alam Semesta
sebagai satu kesatuan yang senantiasa berada dalam aliran konstan yaitu
perubahan. I Ching adalah sumber pemikiran dan perilaku semua orang Cina. I
Ching terdiri dari 64 heksagram yang
masing-masing berisi kombinasi garis putus dan garis utuh yang mewakili tenaga
kutub alam semesta. Yang bersifat positif (garis utuh) dan Yang bersifat
negatif (garis putus).
Masing-masing
trigram menggambarkan arah, elemen, binatang dan lain-lain. Trigram ini
dikombinasikan untuk membentuk 64 heksagram. Makna kombinasi menyusun sistem
peramalan yang detail.
c)
Tahun
kelahiran
Orang
Cina biasa menggunakan simbol binatang untuk menggambarkan sifat dan tahun
kelahiran seseorang. Ada 12 nama binatang yang digunakan untuk menggambarkan
tahun kelahiran mereka.
2)
Yin-yang (konsep keselarasan dan
keseimbangan)
Yin
dan Yang adalah prinsip negatif dan positif yang menguasai alam semesta dan
kehidupannya. Yin dan Yang digambarkan dengan lambang seperti sebuah telur
dengan warna hitam dan putih yang terpisah. Yin dan Yang bersama-sama
melambangkan keselarasan yang sempurna. Prinsipnya adalah keseimbangan antara
dua kekuatan itu baru seimbangan. Terlalu banyak salah satu unsur dapat
berakibat buruk.
Yin
dan Yang saling melengkapi, saling bergantung yang bersama-sama membentuk
kekuatan. Yin dan Yang terus berinteraksi dan membuat perubahan. Musim panas
memberi jalan bagi musim dingin, malam mengikuti siang, bulan mengikuti
matahari, gelap mengikuti terang dan seterusnya.
3)
Pa Kua
Lambang
berbentuk segi delapan yang menggambarkan empat titik mata angin utama dan
empat titik tambahan. Menurut mata angin Cina, titik Selatan diletakkan di
bagian atas, Utara di bagian bawah, Timur di kiri dan Barat di kanan. Lambang
Pa Kua berasal dari Delapan Trigram I Ching yang diletakkan disekitar sisi
lambang itu. Bentuk Pa Kua memainkan peranan penting dalam praktek Feng Shui
karena merupakan salah satu pemecahan paling penting yang digunakan para
praktisi untuk melindungi diri dari pengaruh yang mengancam rumah atau lokasi.
(WongSeng Tian, 2004, Lilian Too, 1994)
4)
Tahayul dan Simbolisme
Feng
Shui berkaitan erat dengan kepercayaan atau tahayul dan lambang yang menjadi
karakter orang Cina. Di kalangan orang Cina, ada beberapa kepercayaan tahayul
yang mengelilingi naga. Pada intinya, naga dipercayai membawa kemakmuran dan
kekayaan ketika naga itu sedang bersenang hati, seperti ketika naga langit
membawa kehidupan dengan menurunkan hujan sehingga tanaman dapat tumbuh dan
panen berhasil. Atau sebaliknya membawa bencana dan kematian.
Mereka
menggunakan benda-benda tahayul yang menyimbolkan permohonan seperti patung
katak yang menggigit uang logam yang diletakkan di meja atau dekat kotak uang
sebagai simbol permohonan rezeki yang melimpah. Mereka menggunakan cermin dekat
makanan atau dekat uang supaya terlihat berlipat ganda sehingga diharapkan uang
dan rezeki yang bertambah. Mereka menggunakan mainan kucing yang
melambai-lambaikan tangan sebagai simbol menarik pembeli agar memasuki toko
untuk membeli barangnya.
b.
Konsep Budaya Jawa
Ada
beberapa konsep budaya Jawa yang akan diuraikan di bawah ini:
1)
Religi
Jawa : animisme, dinamisme, sinkretisme dan agama Jawa
Masyarakat
Jawa telah mengenal Tuhan dengan segala konsep dan bentuknya yang khas.
Pengenalan Tuhan yang tertua dilakukan dengan pemujaan roh dan kekuatan
benda-benda. Pemujaan pada roh disebut animisme dan pemujaan pada kekuatan
benda-benda disebut dinamisme. Religi semacam ini masih berlangsung dan
mewarnai kehidupan sampai sekarang, yaitu dengan adanya ritual dan sesaji.
Ritual dan sesaji adalah bentuk penyelarasan dengan lingkungan metafisik, agar
kekuatan adikodrati itu selaras.
Ada
penyatuan ajaran antara animisme dan dinamisme yang berbaur dengan agama Hindu,
Budha bahkan dengan Kristen dan Islam sehingga terjadilah sinkretisme. Wujud
sinkretisme yang paling menonjol adalah perilaku mistik kejawen. Tampaknya
mistik kejawen menjadi simbol sinkretisme masa lalu sampai sekarang. Di Jawa
konsep mistik lebih dikenal dengan paham painteisme atau manunggaling kawula
dengan gusti.
2)
Slametan
(Selamatan)
Slametan
adalah sebuah ritual yang dimaksudkan untuk memohon keselamatan (Endrasana,
2003:7). Selamatan yang diadakan secara turun-temurun dimaksudkan untuk
memperoleh keselamatan lahir dan bathin dari gangguan makhluk halus (Triyoga,
1991:83). Fungsi utama dari selamatan yang diadakan adalah untuk menetralisir
bencana yang datangnya dari luar kekuasaan manusia. Dalam selamatan, selain
diucapkan doa dan mantera, harus disediakan sesaji makanan, bunga dan kemenyan.
Sesaji bunga dan kemenyan adalah makanan utama makhluk halus yang harus ada
pada setiap selamatan karena benda-benda tersebut merupakan syarat utama agar
perdamaian dapat diterima makhluk halus (Triyoga, 1991:83). Dengan memberi sedekah, diharapkan makhluk halus itu
mau membantu dan tidak mengganggu manusia. Dalam tradisis Jawa muncul berbagai
macam selamatan: selamatan sebelum kelahiran sang bayi, lahir, perkawinan
hingga kematian sangat mewarnai budaya Jawa.
3)
Primbon,
suluk dan wirid
Primbon,
suluk dan wirid merupakan karya sastra yang banyak memuat ajaran sinkretisme.
Primbon antara lain memuat petung (perhitungan) untuk menentukan perkawinan,
mengetahui watak manusia (watak bayi lahir), pindah rumah atau persyaratan
hajat lainnya. Suluk dan wirid berisi wejangan atau petuah yang diyakini dari
ajaran para wali songo (wali sembilan) yang memuat ajaran Islam Isoteris.
4)
Tata
krama
Tata
krama adalah adab sopan santun Jawa dalam berbahasa, bersikap dan bertingkah
laku yang sangat dijunjung tinggi dan menjadi ciri budaya Jawa. Dalam berbahasa
mereka membedakan dengan kategori ngoka, kromo madyo dan krama inggil. Misalnya
untuk kata “makan” dalam bahasa Jawa ada tingkatan “madhang” atau “mangan”
untuk ngoko, tingkatan “nedho” untuk kromo madyo dan “dhahar” untuk kromo
inggil. Ngoko untuk orang yang sama kedudukannya dengan dirinya atau lebih
rendah (misalnya sesama teman atau kepada anak atau adik). Kromo madyo untuk
kedudukan yang di atas sedikit dirinya (misalnya mas nembe/taksih nedho = kakak
laki-laki sedang makan). Kromo inggil ditujukan kepada yang lebih tua atau
lebih atas tingkatan sosialnya. Misalnya Ibu taksih dhahar.
5)
Petung
Petung
atau perhitungan menduduki tempat yang sangat strategis dan urgen dalam budaya
Jawa. Karena setiap kegiatan apa pun orang Jawa tidak bisa meninggalkan tradisi
menggunakan perhitungan ini. Misalnya untuk mengetahui watak seseorang,
menentukan hari perkawinan atau menentukan arah rumah (mirip budaya Cina) harus
memperhitungkan hari kelahiran dan saat (waktu) yang tepat. Hari kelahiran
dihitung: minggu = 5, senin = 4, selasa = 3, rabu = 7, kamis = 8, jumat = 6,
sabtu = 9. Sedangkan pasaran dihitung: paing = 9, pon = 7, wage = 4, kliwon =
8, legi = 5. Seseorang yang lahir pasti bisa ditentukan atas kombinasi hari dan
pasaran. Misalnya Jumat Paing berarti = 6+9=15. Jumlah yang 15 itu dapat
diketahui watak, perkawinan dan arah rumahnya dan seterusnya.
6)
Makanan
Nama
dan jenis makanan dapat menjadi ciri penanda budaya suatu daerah termasuk
budaya Jawa. Di dalam masakan dan makanan Jawa ada yang bernama : rawon, gudeg,
lontong balap, urap-urap, gado-gado, sop buntut dan sebagainya.
7)
Falsafah
hidup
Falsafah
ini menjadi pedoman hidup yang diikuti oleh orang Jawa generasi dulu namun
sekarang lebih banyak ditinggalkan karena kurangnya pemahaman dan kekurang
mampuan dalam menafsirkan makna hakikinya. Di samping itu muncul nilai-nilai
luar yang bersifat konsumeris dan materialis membuat nilai-nilai budaya yang
adiluhung (mulia) ini mulai ditinggalkan generasi muda kita. Contoh falsafah
hidup ini adalah : alon-alon waton
kelakon (biar lambat asal selamat/bisa jadi = yang merupakan pedoman yang
lebih mengutamakan keselamatan), menang
tanpa ngasorake (mengalahkan musuh tanpa merendahkan harga diri musuh) digdaya tanpa aji (sakti tanpa memiliki
aji-aji kesaktian = seseorang yang dapat menjaga kewibawaan) contoh di atas
merupakan kearifan budaya yang ada pada budaya Jawa.
8)
Produk
budaya (keris, rumah/wisma, wayang, pakaian, peralatan)
Dalam
budaya Jawa tradisional, keris bukan sekedar senjata yang unik bentuknya,
tetapi lebih merupakan kelengkapan budaya spiritual. Ada anggapan di kalangan
Jawa tradisional, seseorang baru bisa dianggap utuh dan lengkap sebagai lelaki
sejati jika ia sudah memiliki lima unsur simbolik: curiga, turangga, wisma, wanita, kukila.
Curiga,
berarti keris, turangga artinya kuda
atau kendaraan (motor atau mobil), wisma
adalah rumah untuk tempat tinggal, wanita
berarti isteri dan kukila arti
harfiahnya adalah burung arti simbolik dari keindahan. Keris, makna simboliknya
adalah kehormatan, kedewasaan dan keperkasaan. Seorang pria Jawa tradisional,
harus tangguh dan mampu melindungi diri, keluarga atau membela bangsa dan
negara.
c.
Konsep Budaya Bali
1) Dharma
Dharma
artinya kebenaran (kebajikan) atau kewajiban dan hukum. Yaitu suatu jalan yang
halus dan sejuk yang dapat melindungi dan menjaga orang yang mengikuti dan
menjauhkan bencana sehingga menjadi orang yang gembira, tentram dan bahagia.
2) Tri
kita karana
Konsep
keselarasan hubungan yang mendatangkan kebahagiaan. Keselarasan hubungan
tersebut meliputi:
Ø Keselarasan
hubungan manusia dengan Tuhan
Ø Keselarasan
hubungan manusia dengan sesama manusia
Ø Keselarasan
hubungan manusia denga alam sekitarnya
Yang
pertama disebut hubungan Niskala (tidak nyata, rohani), yang kedua dan ketiga
disebut Sekala (nyata, duniawi). Konsep sekala diwujudkan dalam pengertian Tri
kaya (tiga aspek) yaitu pikiran (manah), perkataan (wak) dan perbuatan (kaya).
3) Rwa
Bhineda
Konsep
dualistis yang mengekspresikan dua kategori yang berlawanan dalam hidup
(positif dan negatif, baik dan buruk)
Segala
sesuatu pasti ada kelebihan dan kekurangan. Ada bahagia dan ada derita. Tidak
ada hidup yang tidak diakhiri dengan kematian. Prinsip Rwa Bhineda ini sama
dengan prinsip Yin-Yang di Cina.
5)
Karmaphala
Karmaphala
adalah hasil perbuatan seseorang. Ala gawe ala nemu, ayu gawe ayu nemu (bila
melakukan hal yang tidak benar maka kesengsaraan yang akan diperoleh,
sebaliknya bila melakukan hal yang benar maka kebahagiaan yang akan didapat).
Karmaphala adalah sesuatu sebab akan menghasilkan akibat sehingga sering
disebut hukum karma. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam berbuat.
C.
Wawasan Multikultural : Lokal, Nasional
dan Universal
1.
Identifikasi Budaya Lokal
Identifikasi
budaya lokal merupakan identifikasi budaya yang bersifat langsung, dekat dan
secara fisik ada di sekelilingnya. Budaya ini biasanya dikenalkan oleh keuarga
dan kerabat dekat. Biasanya berwujud perilaku
pembudayaan. Perilaku sebenarnya ditentukan oleh pembiasaan dan pembudayaan yang ada dan berlaku pada lokal tertentu.
Disadari atau tidak kita dibesarkan dengan menggunakan budaya lokal yang ada di
sekitar kita.
Seorang
anak yang memiliki identifikasi budaya lokal tertentu tidak lepas dari lingkungan
yang langsung, dekat dan paling mempengaruhi dirinya. Lingkungan tersebut
adalah:
a.
Lingkungan fisik
Lingkungan
fisik tertentu dapat membentuk budaya lokal tertentu. Suatu masyarakat yang
berada di daerah yang banyak dikelilingi sungai dan karena seringnya air sungai
meninggi membentuk budaya berupa rumah yang lantai rumahnya lebih tinggi dari
permukaan tanah. Misalnya rumah Palimasan Joglo, Sungai Jingah Kalimantan
Selatan.
Karena
lingkungan fisik di daerah Kalimantan Selatan sangat kaya dengan jenis-jenis
kayu maka berbagai kebutuhan sehari-hari dibuat dengan menggunakan jenis kayu
seperti: Palimasan Kandangrasi desa Kuin Utara Kalimantan Selatan.
b.
Lingkungan sosial
Selain
lingkungan fisik, lingkungan sosial sangat mempengaruhi sikap dan berperilaku
seseorang. Orang yang dibesarkan dalam lingkungan komunitas Naudlatul Ulama
(NU) akan bersikap dan berperilaku sesuai dengan tradisi warga nahdliyin (warga
NU) yang berbeda dengan warga
Muhammadiyah sekalipun keduanya berada di lingkungan fisik yang sama. Kegiatan
selamatan, tahlil menjadi ciri khas kelompok NU ini akan diikuti dan
dilaksanakan oleh lingkungan sosialnya.
c.
Lingkungan metafisik
Lingkungan
metafisik ini tidak dibatasi oleh lingkungan fisik dalam arti mesti tinggal di
daerah itu. Lingkungan metafisik memang mewarnai budaya yang ada di lingkungan
fisik di lokal tertentu, tetapi selain itu juga dapat mengenai orang-orang yang
“merasa memiliki” (sense of belonging) budaya itu. Biasanya mereka yang merasa
memiliki itu dulunya berasal dari daerah itu dan sudah pindah tempat tinggal
dari daerah itu, atau keturunan dari warga daerah itu. Pada prinsipnya orang
yang termasuk dalam lingkungan metafisik ini adalah orang yang mengikatkan diri
dengan tradisi budaya dan nilai-nilai tertentu.
2.
Identifikasi Budaya Nasional
Sebagai
warga Pancasilais dan tinggal bersama dalam wadah negara memerlukan ide yang
dapat mempersatukan berbagai identitas budaya lokal itu dalam bentuk identitas
budaya nasional. Ada dua ide yang perlu dimiliki setiap warga negara Indonesia yaitu
persatuan dalam perbedaan (wawasan kebangsaan/nasional) dan perbedaan dalam
persatuan (Bhinneka Tunggal Ika).
Kita
memiliki simbol identifikasi budaya nasional antara lain seperti: batik, keris,
candi borobudur, Bali dengan segala atribut yang menyertainya. Identifikasi
budaya nasional ini berasal dari identifikasi budaya lokal yang sudah banyak
dikenal secara nasional bahkan internasional. Identitas budaya nasional ini
sudah dijadikan simbol kenegaraan dan menjadi ciri khas Indonesia. Dengan
mengenal identitas budaya ini seluruh dunia akan tahu bahwa budaya ini adalah
ciri khas budaya Indonesia.
3.
Identifikasi Budaya Universal
Perkembangan
identifikasi global memberi kesempatan pada pelajar untuk melihat bagaimana
sebagai bangsa kita menyesuaikan diri dengan masyarakat dunia. Yang
memungkinkan pelajar memahami lebih baik bahwa tindakan suatu negara tidak
hanya harus dilihat kaitannya dengan pengaruhnya pada negara ini namun juga apa
pengaruhnya pada dunia keseluruhan. Siswa yang telah mengembangkan identitas
nasional dan etnis yang kuat seharusnya memiliki perspektif untuk mengembangkan
juga identifikasi global yang membuat mereka menjadi warga masyarakat dunia
yang lebih baik. Pada saat ini penting untuk menyadari bahwa identifikasi yang
dibahas di atas bersifat hierarkhis. Dengan kata lain, kurikulum dan kebutuhan
belajar yang berproses dengan mengenalkan identitas budaya lokal, kemudian
nasional dan akhirnya global atau universal. Perkembangan yang belakangan
tergantung pada perkembangan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan
Multikultural sebagai kesadaran merupakan suatu pendekatan yang didasarkan pada
keyakinan bahwa budaya merupakan salah satu kekuatan yang dapat menjelaskan
perilaku manusia. Budaya juga dapat menjadi simbol dalam suatu lokal tersebut.
Meskipun beraneka macam budaya yang tinggal bersama dalam negara kita yaitu
Indonesia, tetapi warga negara Indonesia berada dalam persatuan dalam perbedaan
(wawasan kebangsaan/nasional) dan perbedaan dalam persatuan (Bhinneka Tunggal
Ika).
B. Saran
Oleh
karena berbagai macam karakteristik multikultural di berbagai negara, kita
perlu meneliti kekuatan yang tersimpan di dalam budaya masing-masing kelompok
manusia agar dapat dimanfaatkan bagi kebaikan bersama. Pendidikan multikultural
dipersepsikan sebagai suatu jembatan untuk mencapai kehidupan bersama dari umat
manusia di dalam era globalisasi yang penuh tantangan baru. Pertemuan
antarbudaya bisa berpotensi memberikan manfaat tetapi sekaligus menimbulkan
salah paham. Ituah rasional yang menunjukkan pentingnya keberadaan Pendidikan
Multikultural.
kak apakah ini tidak ada daftar pustaka nya ?
ReplyDeleteKak apakah ini tdk punya daftar pustaka.?
ReplyDelete